Yudi Zulfahri (27) adalah salah satu tersangka terorisme yang ditangkap polisi dari Polres Aceh Besar di Jantho pada 22 Februari 2010. Pemuda Aceh ini berperan penting dalam menghubungkan jaringan teroris lama di Pulau Jawa dengan warga lokal Aceh. Yudi pula yang menjadi salah satu orang kepercayaan Dulmatin untuk mewujudkan proyeknya—yang belakangan diakui Yudi terburu-buru—yakni mendirikan basis pelatihan militer di Jantho, Aceh Besar.
Yudi aktif menghubungkan jaringan di Pulau Jawa dengan Aceh sehingga kerap hilir mudik Aceh, Jakarta, Bandung, Depok, Pamulang (Tangerang Selatan, Banten). Pamulang merupakan lokasi persembunyian Dulmatin hingga tewas disergap Satuan Tugas Antiteror Polri pada Selasa 9 Maret 2010.
Berikut ini adalah kelanjutan petikan wawancara dengan Yudi yang dilakukan di Banda Aceh, 17 Maret 2010. Petikan wawancara sebelumnya berjudul ”Yudi: Awalnya Saya Hanya Ingin Belajar Agama” (Kompas, 29 Maret 2010). Dalam tulisan tersebut Yudi menceritakan awal ketertarikannya memperdalam ilmu agama Islam sehingga berhubungan dengan orang-orang yang berpaham bahwa pemerintah harus menegakkan hukum syariah Islam di Indonesia. Yudi juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah lokal di Nanggroe Aceh Darussalam yang dinilainya tidak serius menegakkan syariah di tanah Serambi Mekkah itu.
Bagaimana awalnya kenal dengan Sofyan Tsauri?
Saya kenal dengan Sofyan Tsauri (polisi desersi dari Polres Depok) karena dikenalkan rekanan distributor buku di Lenteng Agung (Jakarta Selatan), Pak Azzam. Dia (Azzam), setelah tahu saya PNS yang keluar, lalu cerita punya teman polisi yang juga ingin keluar dari kepolisian. Sofyan juga rumahnya tak jauh dari situ, di Kelapa Dua (Depok) waktu itu. Saya akhirnya kenal baik dengan Sofyan karena dia juga koleksi buku-buku soal jihad. Dia lalu ajak saya bisnis soft gun (senjata mainan). Saya ikut kerja sama dia dan batal kerja dengan Azzam.
Sofyan juga ikut pengajian dengan Ustaz Kamal, murid Ustaz Aman Abdurrahman? Baca lebih lanjut