Monthly Archives: Desember 2011

Angie ‘Senang’ Diisukan Pacaran Penyidik KPK

 

TEMPO.CO, Jakarta – Politikus Partai Demokrat Angelina Sondakh ternyata tidak mempermasalahkan munculnya isu tentang kedekatan dirinya dengan Raden Brotoseno, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia malah menganggap isu itu membuat kehidupannya tidak hampa.

“Alhamdulillah masih diberi masalah, biar hidup ga hampa bagai masakan hambar,” kata Angelinaa pada tulisannya yang diposting di Angiesondakhmassaid.blogspot.com, Rabu 14 Desember. “Kurang bumbu kehidupan membuat kita lebih lesu dong yah,” Angelina menambahkan.

Meski begitu, tulisan Angelina yang juga link ke akun twitter @SondakhAngelina itu tak membantah dan tak pula membenarkan kedekatannya dengan Brotoseno. Ia hanya mengatakan tidak ada yang perlu diributkan selama itu tak melangar hukum dan etika.

“Urusan saya bersama keluarga dan orang-orang terdekat biarlah menjadi milik saya pribadi,” ujar dia. “Bahagia dengan apa dan sama siapa ya it’s my business :).”

Kabar kedekatan Angelina dengan penyidik KPK awalnya dibeberkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas, Jumat, 9 Desember 2011. Busyro bersama pimpinan lainnya memutuskan mengembalikan perwira menengah berpangkat komisaris polisi itu ke Markas Besar Polri

Langkah itu diambil karena Angelina Sondakh adalah salah satu saksi dari kasus suap wisma atlet SEA Games, Palembang. Ia juga disebut-sebut berperan dalam penyokong perusahaan tertentu memenangkan proyek tersebut.

Meski demikian, Angie, sapaan akrab Angelina tidak menampik dirinya memiliki pertemanan dengan polisi. Sebab mereka lah yang
turut membantu dalam mengurus surat-surat penting, termasuk saat memeluk Agama Islam serta menjadi saksi pernikahannya dengan mendiang Adjie Massaid.

Ia pun mengakui dirinya semakin akrab dengan polisi ketika berurusan dengan KPK. “Mereka sering ambil bagian dari babak kehidupan saya,” ujar dia

Ia menambahkan bahwa prinsip hidupnya persis pelajaran yang dia tulis dalam akun twitternya beberapa hari lalu. Salah satunya bertuliskan ; derajat hubungan dengan sesama tidak ada yang bisa menakar kecuali Allah. Dan setiap pribadi yang terlibat didalamnya, sehinga sangat mustahil bila semua bisa paham dengan pasti akan hal tersebut.

Menurut dia, soal jodoh, rezeki, serta maut tidak ada seorangpun yang bisa menduga termasuk dirinya sendiri. Ia pun siap menghadapi semua masalah yang menderanya. “Terima kasih untuk segala dukungan maupun hujatan. Bumi itu tidak selalu malam guys,” tulis Angie dalam tulisan penutupnya.

Hingga berita ini ditulis, Angie belum bisa dimintai konfirmasi. Ia tak mengangkat telepon seluler dan tak membalas pesan singkat Tempo.

Persiwa Wamena Anggap PSSI Arogan

TEMPO.CO, Jakarta -Persiwa Wamena menyebut Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia arogan dalam memberi sanksi pada klub Super Liga tanpa membahas lebih dulu bersama klub. Persiwa dikenai sanksi karena sejak awal menolak tampil di Liga Prima Indonesia. “Saya belum tahu sanksinya berupa apa, saya juga dengarnya dari media, tapi kami tidak peduli dengan itu,” kata Agus Santoso, Manager Persiwa Wamena Sabtu 17 Desember 2011.

PSSI arogan karena mengambil putusan tanpa melalui proses sidang. Untuk membahas sikap PSSI ini, Persiwa ikut rapat akbar mengevaluasi kepemimpinan Djohar. “Pengecut namanya, takut menghadapi klub yang berlaga di ISL, kalau berani kenapa tidak panggil kami saja dan memberikan sanksi secara merata,” katanya.

Rapat akbar tersebut digagas 29 Pengurus PSSI tingkat provinsi yang menamakan diri sebagai Forum Pengprov PSSI. Forum mengklaim dapat menghadirkan 500 anggota PSSI. “Persiwa jelas akan melengserkan Djohar karena dia tidak layak memimpin PSSI,” kata Agus.

Menurutnya, Djohar Arifin sejak terpilih sebagai Ketua Umum PSSI Juli lalu, telah salah mengambil tindakan. Pertama ia membuat Indonesian Premier League diluar dari statuta, juga dimasukan 24 klub sebagai peserta kompetisi. “Padahal kan jelas-jelas sesuai hasil kongres Bali, ditetapkan hanya 18 klub,” ujarnya.

Agus menambahkan, PSSI tidak akan membubarkan rapat akbar. “PSSI tidak punya wewenang, karena rapat besok akan dihadiri lebih dari dua per tiga, dan itu sesuai dengan statuta.” Soal sanksi, Persiwa tidak akan membahasnya lebih jauh. Persiwa kemungkinan besar tidak akan banding.

Selama Nunun Kabur, Adang Berhubungan Lewat Skype

foto

Nunun Nurbaitie usai menjalani pemeriksaan saat keluar dari Kantor KPK Jakarta (10/12). TEMPO/Amston Probel

Bagikan3
Senin, 12 Desember 2011 | 13:38 WIB

 

TEMPO.CO, Jakarta -Mantan Wakil Kepala Polri Adang Darajatun mengaku selama Nunun dalam pelarian sebagai tersangka cek pelawat, dia dan keluarganya selalu menghubungi Nunun. “Saya berhubungan pakai Skype,” kata Adang sambil tertawa.

Kini, setelah istrinya tertangkap polisi Thailand Rabu, 7 Desember 2011 dan dipulangkan ke Tanah Air, Sabtu 10 Desember 2011, sebagai suami, Adang mengaku senang.  “Ya pasti keluarga senang dong,” ujarnya dalam konferensi pers di kediamannya di jalan Cipete Raya nomor 39 C Jakarta Selatan, Senin 12 Desember 2011.

Menurut Adang, kebahagiaannya karena dia dan keluarga dapat bertemu kembali dengan Nunun meski di  rumah tahanan Pondok Bambu Jakarta Timur. “Saya lupa setiap Senin, Rabu boleh besuk ibu, jadi ibu bisa ketemu cucu, bisa ketemu saya juga,” ucap Adang dengan senyum mengembang.

Saat ditanya domisili istrinya  selama pelariannya, Adang emoh menjawab. “Itu urusan saya,” katanya sambil tersenyum.  Adang membantah  ada kekuatan besar yang melindungi istrinya selama melarikan diri di luar negeri.

Sebelumnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi busyro Muqodas menyatakan dibalik pelarian Nunun Nurbaeti ada kekuatan besar yang melindunginya.

Selain itu, Adang juga membantah dirinya ikut menjemput Nunun di bandara saat tiba pertama kali di tanah air, Sabtu pekan lalu. “Saya yakin saja bisa ketemu ibu saat mengantar barang-barang ibu di Pondok Bambu,” ujarnya.

Untuk keperluan Nunun selama di penjara Pondok Bambu, Adang mengaku,  keluarga tidak selalu mengirimkan makanan kepada Nunun. Alasan Adang, karena  makanan di rumah tahanan itu  sudah baik, sehingga hanya vitamin-vitamin saja yang dikirim. “Yang penting memenuhi gizi,” katanya.

Nunun ditangkap kepolisian Thailand pada Rabu lalu di salah satu rumah kontrakan di Bangkok. Kemudian kepolisian Thailand menginformasikan ke KPK. Singkat cerita, KPK mengirim dua tim ke Bangkok beranggotakan 11 orang. Serah-terima Nunun dari kepolisian Thailand ke KPK dilakukan pada Sabtu siang di pesawat Garuda di Bandar Udara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok.(Lihat Beginilah Penangkapan Nunun di Bangkok Versi KPK)

Nunun dibawa pulang ke Jakarta dengan menggunakan pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 867 pada pukul 14.30 waktu di Bangkok. Kemudian tiba di Bandara Soerkarno-Hatta pada pukul 17.45 WIB. Ia kini menghuni salah satu sel di Rumah Tahanan Pondok Bambu.

Nunun menjadi buronan Interpol setelah KPK menetapkannya sebagai tersangka pada Februari 2011 lalu. Nunun disangka menyogok untuk memenangkan Miranda Swaray Goeltom menjadi Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia–dan akhirnya sukses. Ia diduga memberikan cek pelawat sebanyak 480 lembar senilai Rp 24 miliar ke seluruh politikus DPR di Senayan periode 1999-2004.

Dalam kasus ini KPK sudah menetapkan 30 orang tersangka dari anggota DPR periode 1999-2004 dan sebagian besar telah divonis bersalah oleh pengadilan. (lihat Jejak Nunun)