Amril Taufik Gobel
“Tanah air adalah sebuah proyek yang kita tempuh bersama-sama, kau dan aku. Sebuah kemungkinan yang menyingsing, sebuah cita-cita yang digayuh generasi demi generasi, sebuah impian yang kita jalani dengan tungkai kaki yang kadang capek dan kesadaran yang kadang tanpa fokus. Tanah air adalah sebuah ruang masa kini yang kita arungi, karena ada harapan untuk kita kelak.” –Goenawan Muhammad
Gelora Romantik Agustusan dengan alunan suara melankolis “selendang sutera” atau “sepasang mata bola” di hari-hari menjelang peringatan kemerdekaan republik ini terasa tenggelam dibalik gemuruh lagu “Online-nya” Saykoji atau “Tak Gendong”-nya Mbah Surip.Juga hiruk pikuk dunia infotainment yang mengabarkan artis ini baru saja bercerai dan artis itu sedang menjalin hubungan kasih dengan artis yang lebih muda Belum lagi geliat aktif komunikasi online dengan koneksi internet yang sungguh cepat, menghubungkan seseorang dengan orang lain di benua lain, layaknya bercakap berhadapan wajah. Baca lebih lanjut →
leviathan
Para pengebom bunuh diri itu konon disebut “pengantin” karena mereka mengira akan disambut oleh bidadari-bidadari cantik nan seksi yang selalu perawan. Tetapi mereka terkecoh karena yang menyambut mereka adalah yang satu ini…..
abdidharma
Jika anda sering bepergian ke luar kota dengan naik bus antar kota, tentu anda pernah berurusan dengan para calo yang menawarkan kemudahan untuk mendapatkan tiket bus dengan lebih mudah tapi dengan harga lebih mahal dari pada harga resmi. Baca lebih lanjut →
Oleh fwan
|
Also posted in 1
|
galih p
Siang ini, Mbah Surip telah berpulang kepada Sang Khalik. Sungguh berita yang mengejutkan, mengingat saat ini dia sedang berada pada masa-masa bonanza mereguk nikmat di puncak karir.
Berdasarkan keterangan Mamiek Prakoso dalam wawancara dengan Insert, diperoleh keterangan bahwa beliau meninggal di rumah Mamiek tak lama setelah mohon izin untuk menginap akibat “kecapekannya menghadapi orang-orang yang mengerubutinya.” Selain itu, dia juga terlihat sakit. Ketika Mamiek menawarkan untuk mengantarkannya ke RS, Mbah Surip pun menolak. “Nanti saya dikerubutin lagi sama orang-orang itu,” begitu katanya. Baca lebih lanjut →
fadjroel rachman
SBY layaknya buruk muka tetapi pers yang dibelah. Bukannya mengakui kesalahan pada pidato resminya pasca bom Carlton-Marriot II dengan mengaitkan bom dengan lawan2 politiknya di Pilpres 2009 secara tendensius, prrovokatif dan menakut-nakuti masyarakat.
Eh, SBY sekarang malah menakut-nakuti pers dan secara tendensius juga provokatif menyatakan, “Pernyataan saya jelas dan gamblang, kata demi kata, kalimat demi kalimat. Namun yang terjadi itu berubah di media massa. Atau dalam bahasa politiknya DIPELINTIR dan DIPUTARBALIK,” ujar SBY.
Padahal menurut saya seharusnya kesempatan sekarang dipakai SBY meminta maaf terbuka kepada publik untuk kekeliruan pidatonya. Bukannya malah membela diri tanpa fakta baru yang akurat, dan masuk akal. Baca lebih lanjut →
Blontank Poer
Sebuah panggilan dari nomor di seputaran Jl. Thamrin, Jakarta masuk ke telepon saya, Rabu (22/7) petang. Seseorang dari sebuah media Singapura mengajak bertemu esok hari, sebelum dia melanjutkan reportase ke Pondok Ngruki. Seperti biasa, paling-paling minta cerita background dan sebagainya. Dan bisa ditebak, semua pasti berkaitan dengan JI, Ngruki dan Ba’asyir. Baca lebih lanjut →
fadjroel rachman
Kemarin diskusi ditanya kenapa Noordin M. Top tidak pernah membom Kuala Lumpur? Tentu saja, aku tidak tahu jawabannya, tetapi yang menarik, pertanyaan semacam itu sudah memenuhi benak banyak orang di Indonesia. Apakah dia takut bom itu terkena bapak dan ibunya, atau terkena sanak keluarga dekatnya, atau tetangganya? Kalau soal “maksiat” bukankah ada tempat “maksiat” yang benar-benar nyata yaitu lokalisasi perjudian di Genting Highland yang nampak megah ketika malam dari Kuala Lumpur, apakah itu tempat perjudian yang “halal” untuk Noordin M.Top? Baca lebih lanjut →
Prasetyo Pribadi: MEMORY 2004, JANGAN TERULANG KEMBALI DI 2009: Detik-detik terbentuknya tim ekonomi SBY-Kalla
Dave Kujan
Layaknya sebuah pernikahan, pertarungan kuasa siapa yang pegang kendali rumah tangga isteri atau suami biasanya terjadi di bulan-bulan pertama pernikahan, berbagai macam strategi dilancarkan baik
dari pihak suami ataupun isteri. Begitu pula pada penguasa-penguasa Indonesia setelah era Sukarno-Suharto, semuanya penuh hitung-hitungan. Memang bila dipikirkan tidak mungkin SBY yang meraih kemenangan besar musti tunduk pada pendampingnya yang kekuasaannya jauh lebih kecil. Tapi Kalla bisa bersikap sebagai kancil, Ia berpendapat bisa saja SBY menang dalam Pemilu, tapi ia bisa saja dijatuhkan jikalau tidak dilingkari partai politik yang kuat, seperti kasus Gus Dur. Dimana pada awalnya Gus Dur meraih dukungan karena popularitas di parlemen juga karena akal-akalan Amien Rais namun ternyata, Gus Dur dijegal di tengah jalan sekaligus setengah dipermalukan. Kesalahan Gus Dur hanya satu..tidak punya partai yang kuat. Dan kini Kalla memilikinya, lalu SBY musti membayar semua itu. Baca lebih lanjut →